Serangan Rusia mulai dilancarkan ke arah Ukraina, memang ini bisa dikatakan shock therapy. Perang sekala besar memang belum terjadi, tapi langkah ini sudah membuka jalan untuk perang lebih jauh bila US ikut turun membantu.
Bahkan ada langkah cerdas yang diambil oleh Vladimir Putin, Moswka mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk. Otomatis kedua wilayah ini yang didukung Rusia akan memihak pada Rusia.
Langkah Ukraina semakin terjepit, banyak masyarakat di Kiev mulai mencari perlindungan. Ditakutkan Rusia akan melakukan agresi secara luar biasa. Mengenai sangsi sepertinya Rusia sudah berhitung sejak dini, ketika menimbang untung rugi yang ada nampaknya Rusia baru mulai melaksanakan aksinya.
Lucunya lagi NATO tak berniat mengirim pasukan ke Ukraina, mereka hanya akan memperkuat kehadirannya di wilayah timur Eropa. Ini menandakan Ukraina harus berjuang sendiri melawan Rusia, tentu secara statistik mereka sudah kalah.
Serangan Rusia memang sudah dilakukan tapi bukan kepada masyarakat Ukraina, hanya markas militer dan gudang-gudang senjata yang dibombardir, namun kalau dalam seminggu ini Ukraina masih bandel, invasi militer akan penuh dilakukan, semua ini memang sudah di prediksi ketika Ukraina berusaha masuk ke dalam blok Barat resikonya akan menghadapi Rusia.
Kalau pemimpin Ukraina tetap keras kepala, besar kemungkinan serangan skala penuh ke Ukraina menggunakan pasukan udara, darat dan lautnya, akan terus terjadi hingga beberapa pekan kedepan.
Walau Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky via telepon. Dimana Biden mengatakan AS bersumpah akan memberi dukungan dan bantuan untuk Ukraina, tapi hingga serangan pertama terjadi pasukan AS belum unjuk gigi.
Mereka juga berhitung, karena melawan Rusia di tengah keadaan ekonomi yang sedang menurun tentu akan menambah beban bagi Amerika itu sendiri. Lantas keuntungan yang didapat juga mereka analisis.
Mereka juga berhitung, karena melawan Rusia di tengah keadaan ekonomi yang sedang menurun tentu akan menambah beban bagi Amerika itu sendiri. Lantas keuntungan yang didapat juga mereka analisis.
Apalagi Rusia telah mengumumkan operasi militer terhadap Ukraina. Bahkan Vladimir Putin meminta militer Ukraina untuk meletakkan senjata, ia pun berjanji akan menjamin keselamatan mereka.
Kita lihat saja Presiden Ukraina akankah menyerah atau terus dikompori untuk perang hingga akhirnya Ukraina luluh lantak, kasarnya Ukraina hanya dijadikan tumbal, sebagai bemper. Ketika Ukraina di kuasai penuh Rusia, kemungkinan besar Nato dan Amerika akan bantu, dan bukan tidak mungkin ini sebagai pemicu perang dunia ketiga.
Kalau saat ini masih tarik ulur serangan, agar negoisasi masih dapat dilakukan. Tapi kalau semua masih menahan diri, posisi Ukraina terjepit maka kekalahan sudah jelas di pihak Ukraina.
Dan Nato hanya dapat menjaga tidak di wilayah Ukraina, ini dilema besar bagi Presiden Ukraina. Tapi sekali lagi analisis Perang Dunia ketiga apakah akan terjadi?
Selama Amerika hanya bacot saja, tidak menurunkan pasukan penuhnya maka akan aman-aman saja. Terlebih musuh utama Amerika adalah Iran, Cina, Korea Utara, Rusia dan teroris global.
Belum lagi Belarusia yang menjadi sekutu Rusia tentu tak tinggal diam, mereka juga akan membantu Rusia.
Disini semua masih wait and see, kalau NATO masuk otomatis pasukan sekutu dan Amerika akan berhadapan langsung dengan Rusia, ini akan terjadi perang besar.
Lalu siapa yang akan mengambil kesempatan dalam perang ini? India dan Cina akan mengambil kesempatan untuk terlibat disitu secara sembunyi-sembunyi. Dan ini akan mengubah konstelasi dunia.
Iran dan Korea Utara juga pasti ikutan secara sembunyi-sembunyi, maka daerah-daerah jajahan sekutu juga memaksa ikut campur menjadi armada militer pasukan sekutu, baik itu untuk menjilat atau ingin mendapatkan keuntungan. Dan terjadilah perang besar yang melibatkan banyak negara di dunia, ini kalau terjadi.
Perekonomian dunia tentu akan mengalami krisis seperti masa perang yang sudah lalu, namun perang skala besar tentu bukan hanya nuklir, tapi perang cyber, perang senjata biologis dan semacamnya akan turun hingga bumi akan rusak akibat pertikaian tersebut.
Tapi fakta dilapangan masih banyak ngeremnya, Putin sendiri masih menahan diri dengan pidato-pidato diplomatisnya. Tinggal melihat seberapa arogannya Presiden Ukraina menahan gempuran pasukan Rusia. Terlebih Ukraina sudah kehilangan wilayah Donetsk dan Luhansk, pasukan perdamaian Rusia tentu sudah mendaratkan kakinya disana.